Adat Istiadat Budaya Betawi
Suku Betawi
menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa formalnya dan menggunakan Bahasa
Indonesia dengan dialek Betawi sebagai bahasa sehari-hari atau informal. Dalam
hal ini, dialek Betawi dibagi menjadi dua jenis, yaitu dialek Betawi pinggir
dan dialek Betawi tengah namun yang dianggap sebagai dialek Betawi yang sejati
adalah dialek Betawi tengah. Pada umumnya dialek Betawi pinggir adalah “a”
sedangkan dialek Betawi tengah adalah “e”.
Suku Betawi mempunyai
adat istidat dibeberapa acara, seperti sunatan, pesta pernikahan dan akekah.
Berikut penjelasannya.
Sunatan
kampungbetawifp.blogspot.com
Tahap pertama yang dilakukan sebelum sebelum acara sunatan anak
laki-laki adalah rembuk sunat. Hal ini untuk membicarakan kepada sang anak
(yang akan di sunat) apakah dia bersedia atau tidak untuk di sunat. Setelah dia
setuju dan mempunyai keinginan untuk sunat, maka di tentukan tanggal dan hari
pelaksanaannya. Kemudian memanggil dukun sunat atau disebut Bengkong. Yang terakhir adalah anak yang di sunat
di arak mengelilingi kampung dengan diiringi musik rebana untuk memberikan
hiburan dan semangat kegembiraan untuk si anak.
Pesta Pernikahan
futariworld.blogspot.com
Dalam pesta pernikahan adat Betawi, tahap pertama yang dilakukan
adalah seserahan pihak laki-laki dengan membawa sepasang roti buaya. Lalu
menyalakan petasan untuk menyambut calon besan. Terakhir adalah palang pintu
yang pantun secara bersambut antara kedua rombongan pihak laki-laki dan
perempuan. Biasanya terdapat ondel-ondel yang di arak dan adanya music tanjidor untuk mengiringi resepsi pernikahan.
Akekah
upacaraadatbetawi.blogspot.com
Akekah atau akeke merupakan
prosesi pemberian nama dan mencukur rambut bayi dengan memotong kambing. Jika
bayi laki-laki dengan memotong satu ekor kambing dan jika bayi perempuan
memotong dua ekor kambing. Hasil timbangan seluruh rambut bayi yang dipotong
disumbangkan kepada anak yatim piatu dan fakir miskin.
https://satujam.com/adat-istiadat-betawi/
Comments
Post a Comment