Tugas Kelompok Ilmu Sosial Dasar "Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan"
Penduduk
Masyarakat dan Kebudayaan
Kelompok
1
Nama Anggota Kelompok: NPM:
Muhamad Aditya 13117748
Muslimin Aldiansya
14117304
Simon Kasih Halasan T
15117690
Sistia Khalilah Trinasti
15117709
Taqwa Siaga Sakti R
16117854
Kelas : 1KA19
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan memiliki keterkaitan
yang saling berhubungan satu sama lain. Penduduk yang berawal bertempat tinggal
di dalam suatu wilayah dalam waktu yang tertentu akan terbentuk menjadi suatu
masyarakat di wilayah tersebut. Sedangkan kebudayaan bisa terlahir, tumbuh, dan
berkembang dalam suatu masyarakat.
Manusia dapat memanfaatkan dan mengembangkan
akal budinya. Pemanfaatan dan pengembangan akal budi telah terungkap pada
perkembangan kebudayaan, baik kebudayaan yang bersifat rohaniyah, maupun
kebudayaan kebendaan.
Akibat dari suatu kebudayaan ini telah mengubah
cara berpikir manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud
dengan penduduk, masyarakat dan kebudayaan?
2. Apa Perbedaan Masyarakat
Pedesaan Dan Perkotaan?
3. Jelaskan Perbedaan Budaya dan Kebudayaan
4. Apa hubungan Antara
Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan
Tujuan
1. Mengetahui Pengertian
dari Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan.
2. Mengetahui Perbedaan
Masyarakat Pedesaan Dan Perkotaan
3. Memahami Perbedaan
Budaya dan Kebudayaan
4. Mengetahui Hubungan
Antara Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Penduduk
Penduduk atau warga suatu negara atau
daerah bisa didefinisikan menjadi dua:
Orang yang tinggal di
daerah tersebut
Orang yang secara
hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain
orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal. Misalkan bukti kewarganegaraan,
tetapi memilih tinggal di daerah lain.
Dalam sosiologi, penduduk adalah
kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu.
Masalah-masalah kependudukan dipelajari dalam
ilmu Demografi. Berbagai aspek perilaku menusia dipelajari
dalam sosiologi, ekonomi, dan geografi. Demografi
banyak digunakan dalam pemasaran, yang berhubungan erat dengan
unit-unit ekonmi, seperti pengecer hingga pelanggan potensial.
Kepadatan penduduk
Kepadatan
penduduk dihitung dengan membagi jumlah penduduk
dengan luas area di mana mereka tinggal.
Beberapa pengamat masyarakat percaya bahwa konsep kapasitas muat
juga berlaku pada penduduk bumi, yakni bahwa penduduk yang tak terkontrol dapat
menyebabkan (katastrofi Malthus. Beberapa
menyangkal pendapat ini. Grafik berikut menunjukkan (kenaikan
logistikpenduduk.
Negara-negara kecil biasanya memiliki kepadatan penduduk
tertinggi, di antaranya: Monako, Singapura, Vatikan, dan Malta. Di
antara negara besar yang memiliki kepadatan penduduk tinggi adalah Jepang dan Bangladesh.
Piramida penduduk
Distribusi usia dan jenis kelamin penduduk dalam negara atau
wilayah tertentu dapat digambarkan dengan suatu piramida penduduk. Grafik ini
berbentuk segitiga, di mana jumlah penduduk pada sumbu X, sedang kelompok usia (cohort) pada sumbu Y. Penduduk lak-laki ditunjukkan pada bagian kiri sumbu
vertikal, sedang penduduk perempuan di bagian kanan.
Piramida penduduk menggambarkan perkembangan penduduk dalam kurun
waktu tertentu. Negara atau daerah dengan angka kematian bayi yang rendah dan
memiliki usia harapan hidup tinggi, bentuk piramida penduduknya hampir
menyerupai kotak, karena mayoritas penduduknya hidup hingga usia tua.
Sebaliknya yang memiliki angka kematian bayi tinggi dan usia harapan hidup
rendah, piramida penduduknya berbentuk menyerupai genta (lebar di tengah), yang
menggambarkan tingginya angka kematian bayi dan tingginya risiko kematian.
Pengendalian Jumlah
Penduduk
Pengendalian penduduk adalah kegiatan membatasi pertumbuhan
penduduk, umumnya dengan mengurangi jumlah kelahiran. Dokumen dari Yunani Kuno telah membuktikan
adanya upaya pengendalian jumlah penduduk sejak zaman dahulu kala. Salah satu
contoh pengendalian penduduk yang dipaksakan terjadi di Republik
Rakyat Tiongkok yang terkenal dengan
kebijakannya 'satu anak cukup'; kebijakan ini diduga banyak menyebabkan
terjadinya aksi pembunuhan bayi, pengguguran kandungan yang dipaksakan, serta
sterilisasi wajib.
Indonesia juga
menerapkan pengendalian penduduk, yang dikenal dengan program Keluarga Berencana (KB),
meski program ini cenderung bersifat persuasif ketimbang dipaksakan. Program
ini dinilai berhasil menekan tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia.
Ledakan penduduk
Buku berjudul The Population Bomb (Ledakan Penduduk) pada tahun
1968 oleh Paul R. Ehrlich meramalkan adanya bencana kemanusiaan akibat terlalu
banyaknya penduduk dan ledakan penduduk. Karya tersebut menggunakan argumen
yang sama seperti yang dikemukakan Thomas Malthus dalam An Essay on the
Principle of Population (1798), bahwa laju pertumbuhan penduduk mengikuti
pertumbuhan eksponensial dan akan melampaui suplai makanan yang akan
mengakibatkan kelaparan.
Populasi penduduk dunia
Berdasarkan estimasi yang diterbitkan oleh Biro Sensus Amerika
Serikat, penduduk dunia mencapai 6,5 miliar jiwa pada tanggal 26 Februari 2006
pukul 07.16 WIB. Dari sekitar 6,5 miliar penduduk dunia, 4 miliar diantaranya
tinggal di Asia. Tujuh dari sepuluh negara berpenduduk terbanyak di dunia
berada di Asia (meski Rusia juga terletak di Eropa).
Sejalan dengan proyeksi populasi, angka ini terus bertambah dengan
kecepatan yang belum ada dalam sejarah. Diperkirakan seperlima dari seluruh
manusia yang pernah hidup pada enam ribu tahun terakhir, hidup pada saat ini.
2.2 Masyarakat
Kata ‘masyarkat’ merupakan kata dari bahasa Arab yaitu Musyarak.
Masyarakat adalah sekelompok orang dimana sebagaian besar dari interaksi antara
individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya,
masyarakat adalah hubungan-hubungan antar entitas-entitas yang membuat suatu
jaringan.
Sifat masyarakat saling tergantung satu sama lain. Istilah
masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup berasama dalam
satu komunitas yang teratur.
Dalam arti sempit
masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu,
misalnya territorial, bangsa, golongan dan sebagainya.
Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup
bermasyarakat, yang biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada
situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan
pada kehidupan masyarakat desa di Jawa. Namun demikian, dengan adanya perubahan
sosial religius dan perkembangan era informasi dan teknologi, terkadang
sebagian karakteristik tersebut sudah “tidak berlaku”. Masyarakat pedesaan juga
ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa.
Adapun yang menjadi ciri
masyarakat desa antara lain :
Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan
dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
Sebagian besar warga
masyarakat pedesaan hidup dari pertanian
Masyarakat tersebut
homogen, deperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat, dan
sebagainya.
Didalam masyarakat pedesaan kita mengenal berbagai macam gejala,
khususnya tentang perbedaan pendapat atau paham yang sebenarnya hal ini
merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan
ketegangan - ketegangan sosial. Gejala-gejala sosial yang sering diistilahkan
dengan :
·
Konflik
·
Kontraversi
·
Kompetisi
Masyarakat Perkotaan
Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat
kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat
pedesaan. Ada beberap ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
Ke hidupan keagamaan
berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa
Orang kota pada umumnya
dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain.
Jalan pikiran rasional
yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan , menyebabkan bahwa interaksi -
interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada factor kepentingan daripada factor
pribadi.
Pembagian kerja di antra
warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
Kemungkinan-kemungkinan
untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada
warga desa
Interaksi yang terjadi
lebih banyak terjadi berdasarkan pada factor kepentingan daripaa faktor
pribadi.
Pembagian waktu yang
lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu.
Perubahan-perubahan
sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam
menerima pengaruh dari luar.
Perbedaan Masyarakat
Pedesaan Dan Perkotaan
Pekerjaan atau Mata Pencaharian, Pada umumnya mata pencaharian di
dearah perdesaan adalah bertani tapi tak sedikit juga yg bermata pencaharian
berdagang.
Ukuran Komunitas,
Komunitas perdesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan.
Kepadatan Penduduk,
Penduduk desa kepadatannya lebih rendah bila dibandingkan dgn kepadatan
penduduk kota.
Ada beberapa perbedaan
pelapisan sosial yang tak resmi antara masyarakat desa dan kota:
Pada masyarakat kota
aspek kehidupannya lebih banyak system pelapisannya dibandingkan dengandi desa.
Pada masyarakat desa
kesenjangan antara kelas eksterm dalam piramida sosial tidak terlalu besar dan
sebaliknya.
Masyarakat perdesaan
cenderung pada kelas tengah.
Ketentuan kasta dan
contoh perilaku.
Hubungan Antara
Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan
Penduduk, masyarakat dan kebudayaan mempunyai hubungan yang erat
antara satu sama lainnya.
Dimana penduduk adalah sekumpulan manusia yang menempati wilayah
geografi dan ruang tertentu. Sedangkan masyarakat merupakan sekumpulan penduduk
yang saling berinteraksi dalam suatu wilayah tertentu dan terikat oleh
peraturan – peraturan yang berlaku di dalam wilayah tersebut. Masyarakat
tersebutlah yang menciptakan dan melestarikan kebudayaan; baik yang mereka
dapat dari nenek moyang mereka ataupun kebudayaan baru yang tumbuh seiring
dengan berjalannya waktu. Oleh karena itu penduduk, masyarakat dan kebudayaan
merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan.
2.3 Kebudayaan
Kebudayaan atau Budaya berasal dari bahasa Sanskerta
yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris,
kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah
atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata
culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa
Indonesia.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.
Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang
terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun
dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan
struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala
pernyataan intelektual, dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan
yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan, dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah
sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian
mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan,
dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,
sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Unsur-Unsur Kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan
mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur
pokok, yaitu:
alat-alat teknologi
sistem ekonomi
keluarga
kekuasaan politik
Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang
meliputi:
sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama
antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam
sekelilingnya
organisasi ekonomi
alat-alat, dan lembaga-lembaga atau
petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
organisasi kekuatan (politik)
C. Kluckhohn mengemukakan ada 7 unsur kebudayaan secara universal
(universal categories of culture) yaitu:
bahasa
sistem pengetahuan
sistem tekhnologi, dan peralatan
sistem kesenian
sistem mata pencarian hidup
sistem religi
sistem kekerabatan, dan organisasi kemasyarakatan
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Penduduk, Masyarakat, dan
Kebudayaan memiliki keterkaitan yang saling berhubungan satu sama lain.
Penduduk yang berawal bertempat tinggal di dalam suatu wilayah dalam waktu yang
tertentu akan terbentuk menjadi suatu masyarakat di wilayah tersebut. Masyarakat adalah sekelompok
orang dimana sebagaian besar dari interaksi antara individu-individu yang
berada dalam kelompok tersebut. Kebudayaan atau Budaya berasal dari
bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi
atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal
manusia. Oleh karena itu penduduk,
masyarakat dan kebudayaan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://fentiayublog.blogspot.co.id/2016/01/penduduk-masyarakat-dan-kebudayaan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Penduduk
http://bangbiw.com/penjelasan-tentang-penduduk-masyarakat-dan-kebudayaan/
http://ragilmujiyanto.blogspot.co.id/2015/09/studi-kasus-penduduk-masyarakat-dan.html
http://betetsays.blogspot.co.id/2009/12/hubungan-antara-penduduk-masyarakat-dan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
Comments
Post a Comment